Sunday, September 18, 2011
Friday, September 2, 2011
Workshop 02-- Massa dan Program Jamak; Fashion Store & Fashion Design Workshop
Introduksi
Dalam Workshop 02, site A(lintasan race track) dianalisa lebih lanjut untuk kemudian menghasilkan desain dengan massa dan program jamak. Lokasi site ini di pusat perkotaan Lippo Village, Karawaci. Ia berbatasan langsung dengan jalan raya M.H. Thamrin Boulevard yang merupakan jalur arteri yang mengitari Karawaci. Berawal sebagai tempat parkir Benton Junction, site ini diubah menjadi Race Track untuk A1 sehingga dipagari pagar beton dan kawat, serta rawan vegetasi.Site ini sekarang ini digunakan kembali sebagai tempat parkir, namun tidak tampak banyak perubahan dari saat disiapkan untuk menjadi Race Track.
Analisa Tapak
Batas-batas site adalah:
Utara- Gedung CIMB Niaga
Barat- Parkir, pintu masuk Supermal Karawaci
Timur- Jalan M.H. Thamrin Blvd.
Selatan- Benton Junction
Landmark yang juga merupakan magnet terbesar si sekitar site adalah Supermal Karawaci dan kompleks Universitas Pelita Harapan(termasuk di dalamnya: gedung Dynaplast dan Times Bookstore). Sebagai akibatnya, site yang berada di antara kedua landmark tersebut sering dilewati oleh pejalan kaki.
Namun, di dalam site yang panas tersebut, tidak tersedia jalur pejalan kaki yang jelas ataupun kanopi bagi orang-orang yang melewati site sehingga tidak jarang terjadi konflik antara pejalan kaki dan kendaraan mobil.
Untuk menganalisa lebih lanjut mengenai aspek apakah site ini 'responsif' terhadap lingkungannya, maka telah dilampirkan analisa-analisa berikut:
Dari analisa-analisa tersebut dapat disimpulkan beberapa hal:
1. Entrance utama yang berbatasan dengan Jalan M.H. Thamrin Blvd. kurang jelas ditandai sehingga pejalan kaki kebanyakan memilih untuk mengakses site lewat bagian Barat site (ujung belakang Benton Junction)dengan jarak yang lebih jauh.
2.Dibutuhkan elemen-elemen visual yang lebih jelas sehingga pejalan kaki tidak lagi bingung dan jalurnya bertabrakan dengan mobil. Elemen visual yang dimaksud seperti groundcover ataupun kanopi. Elemen visual lain yang kurang jelas adalah entrance site yang berbatasan dengan jalan raya namun lebih terlihat seperti akses sekunder.
3. Site ini lebih sering dijadikan tempat lewat saja, karena tidak ada fasilitas bagi orang untuk duduk beristirahat atau berteduh. Walau di Benton Junction tersedia banyak tempat duduk, namun itu bukan merupakan fasilitas untuk ruang publik yang gratis. Sehingga, site ini benar-benar kurang menampung interaksi antar manusia.
4. Dalam site, sulit untuk melihat akses keluar-masuk berada dimana, disebabkan oleh rendahnya level site dibanding lingkungan sekitarnya(50cm lebih rendah dari Benton Junction dan Supermal Karawaci). Penyebab lain adalah buruknya penandaan akses site.
Lokasi-lokasi utama yang merupakan problem area yang akan diolah mencakup area konflik pejalan kaki-mobil di dalam site, dan sisi depan site(Timur) yang sekarang dipergunakan sebagai halte bus yang informal. Lokasi-lokasi perbaikan tersebut sudah ditandai dalam sisi kanan bawah board berikut:
Usulan Program
Site yang berbatasan dengan tempat-tempat komersil seperti Benton Junction dan Supermal Karawaci ini memiliki potensi besar untuk menarik pengunjung, selain dari fakta bahwa ia berada di pusat keramaian kota Karawaci yang berkembang.Oleh karena itu, saya usulkan program komersil berupa Fashion Store dan program non-komersil berupa Fashion Design Workshop.
Dengan adanya kedua program tersebut, diharapkan agar site menjadi kawasan yang kaya aktivitas dan bermanfaat bagi orang-orang yang melewatinya pula, dengan menyediakan shelter, hiburan berupa tempat perbelanjaan, dan ruang publik dari void yang tercipta oleh massa-massa tersebut.
Dalam mendesain ruang untuk Fashion Store dan Fashion Design Workshop tersebut, dilakukan analisa terhadap dua preseden:
TOD'S Omotesando. Arsitek: Toyo Ito. Pada bangunan ini, zona komersil dan non-komersil(kantor dll.) dibatasi oleh sirkulasi. Lalu, zona non-komersil yang lebih bersifat prifat diposisikan di bagian belakang site sementara Fashion Storenya sendiri merupakan dua lantai yang transparan terhadap jalan raya sehingga menarik pengunjung/pembeli.
Precedent 2
Fashion Designer Studio. Arsitek: Daniel Georges. Dari denah terlihat alur pengguna dari masuk hingga meninggalkan studio. Penempatan ruang dari mesin jahit, manekin, meja desain, display dan akses keluar-masuk.
Desain massing Fashion Store&Fashion Design Workshop
Desain yang saya usulkan berupa dua buah massa yang terhubung oleh sebuah kanopi. Kanopi tersebut selain menjadi shelter dan penanda pintu masuk bagi Fashion Store dan Fashion Design Workshop, juga berfungsi untuk mengarahkan pejalan kaki sehingga jelas menghubungkan zebra cross/Benton Junction dan Supermal Karawaci.
Mass & Void
Massa -massa tersebut meninggalkan ruang publik yang luas di depannya, yang juga berguna bagi orang-orang yang hendak menunggu/menggunakan bus. Ruang publik yang ditandai water fountain tersebut juga dapat digunakan sebagai meeting point baru, tempat berkumpulnya berbagai kalangan publik. Kemudian, diberi penghijauan agar tempat tersebut lebih teduh.
Terlihat pada board di atas, massa yang lebih besar berguna sebagai Fashion Store setinggi dua lantai, dimana lantai atasnya ditempati display agar menarik pengunjung dan sebagian ruangnya digunakan untuk gudang penyimpanan stok barang. Penempatan massa ini sendiri terbentuk dari orientasinya terhadap matahari. Bagian terlebar dari massa tersebut menghadap Utara-Selatan untuk mengurangi terik yang masuk ke dalam bangunan, kemudian ditembus oleh sirkulasi Supermal-UPH.
Sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan
Alur pejalan kaki yang tadinya bertabrakan dengan mobil, diusulkan agar diperjelas dengan pengerasan yang dibedakan. Selain itu, ruang di belakang Fashion Design Workshop dipergunakan untuk menjadi tempat parkir, sehingga pengunjung dapat langsung parkir dan mengakses site ini dengan nyaman. Halte bus yang sebelumnya terlalu dekat dengan jalan raya dan tidak aman bagi penggunanya, diusulkan untuk dimundurkan beberapa meter sehingga walau pengguna bus turun dari sisi kiri bus, namun tidak langsung terganggu lalu lintas yang padat.
Kritik & Saran
Setelah presentasi final (24 Agustus 2011), ada beberapa masukan untuk proposal desain ini:
1. Area halte bus yang diperbesar/dimundurkan dapat ditandai dengan pavement sehingga tidak digunakan oleh kendaraan-kendaraan lain. Selain itu, pavement dapat menyatukan area halte bus dan ruang publik di belakangnya.
2. Ruang di lantai dua Fashion Store relatif luas, seharusnya dapat dimanfaatkan lebih lagi dibanding hanya untuk gudang penyimpanan dan display.
Subscribe to:
Posts (Atom)